Sabtu, 23 Januari 2016

Tato dan Yakuza Mulai Ditinggalkan Masyarakat Jepang

Tato atau irezumi bercitra mafiaJepang (yakuza). Anehnya semakin banyak anak muda Indonesia mentato dirinya.
Tato dan Yakuza Mulai Ditinggalkan Masyarakat Jepang
Padahal di Jepang malah sebaliknya, berusaha menghilangkantato di badan, karena tak mau disebut seorang yakuza.
Pada saat Wali Kota Osaka, Toru hashimoto, tahun 2015 masih berkuasa, larangan keras bagi karyawan Pemda Osaka bertato. Akibatnya banyak orang bertato berusaha menghapus tatonya karena larangan tersebut.
Belum lagi larangan masuk bagi para pria bertato di tempat pemandian umum, semakin banyak menuliskan pengumuman larangan di pintu masuk.
Sasarannya, agar yakuza tidak masuk ke tempat pemandian umum. Apabila masuk, orang awam akan kabur ke luar menghindarinya. Mengapa? Sebab citra yakuza adalah pembuat onar atau keributan.
Di Jepang tato mulai populer dimulai sejak zaman Yayoi (300 tahun sebelum Masehi sampai dengan 300 tahun setelah Masehi).
Kata tato berasal dari bahasa tahiti yaitu 'tatu', yang berarti 'menandakan sesuatu'.
Tato atau rajah menggunakan alat dan jarum untuk membuat tanda atau gambar dengan memasukkan pigmen/tinta ke dalam kulit manusia.
Sebenarnya sudah dikenal masyarakat Mesir kuno sejak 3.000 tahun sebelum Masehi. Budaya tato menyebar ke berbagai negara termasuk ke suku Dayak di Indonesia.
Saat di-tato (irezumi) memang sakit. Bahkan ada artis tato yang mengatakan dari 100 orang yang di-tato, hanya 20 orang saja yang bisa bertahan terhadap sakitnya.
Benarkah demikian dan benarkah di tato malah menimbulkan penyakit?
Menurut Horiyoshi III alias Yoshihito Nakano (70), yang pernah menjadi tukang las di galangan kapal di Shizuoka lulus SMP usia 17 tahun, membantah pandangan di tato bisa jadi penyakit.
"Di tato memang sakit, tetapi itu tergantung kepada masing-masing orang dan rasanya orang yang mau ditato sudah sadar sepenuhnya akan hal itu. Tinggal dia mau menahan diri, mau menyelesaikan tatonya dengan baik sesuai tujuan semulanya atau tidak. Tak ada kaitan 100 yang di-tato hanya 20 yang bertahan. Tidak benar itu," tegasnya saat diwawancarai khususTribunnews.com, beberapa waktu lalu.

Bahkan dari 100 orang ditato pasti 100 orang bisa bertahan sampai selesai ditato.
"Kalau tidak demikian sudah sejak lama orang tak mau ditato," katanya.
Meskipun demikian tiap orang diakuinya punya penyakit sendiri, seperti alergi kulit. Itulah sebabnya sebelum ditato biasanya Horiyoshii III menanyakan adakah penyakit tamunya karena memang kurang baik memiliki penyakit kulit atau alergi kemudian ditato.
Itulah sebabnya pula, artis tato yang sudah pernah mentato ratusan anggota yakuza itu menekankan kualitas proses tato.
Kualitas tinta tato yang terbaik diimpornya dari Amerika atau kadang dipakai juga yang buatan Jepang dengan kualitas terbaik.
Jarum tato pun yang steril atau telah disterilkan sebelum dipakai untuk mentato.
Lalu bagi anggota yakuza mengapa banyak yang ditato, apa artinya?
Menurutnya, tidak ada arti pengelompokan geng yakuza dengan motif tato yang ada di badan tiap anggota yakuza.
Tato merupakan bagian dari budaya Jepang dan menggunakantato dianggap sebagai kebanggaan bagi anggota yakuza, tanda siap menghadapi sakit sesakit apa pun, karena ditato memang sakit.
Itulah sebabnya tato seluruh tibuh tidak bisa sehari saja, tetapi bisa setahun atau lebih melakukannya, ada jangka waktu.
Berapa biaya mentato di Jepang oleh artis ini? Bervariasi mulai puluhan ribu yen.
Tetapi untuk sekujur tubuh antara 4 juta yen bahkan sampai di atas 10 juta yen, tergantung kesulitan mentato pada tubuh serta warna yang digunakan.
Warna tato pun paling banyak dipakai para anggota yakuzaJepang adalah warna hitam dan warna gelap.
"Ini adalah warna standar yang biasa menggunakan sumi (batangan arang tinta hitam buat mentato)," katanya.
source: Tribunnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar