Rabu, 27 Januari 2016

Makan Ramen Susu di Jepang, Bagaimana Rasanya?



Salah satu tempat wisata kuliner di Jepang yang maknyus adalah Shin-Yokohama Raumen Museum. Ada banyak macam rasa ramen di sana, seperti yang satu ini, ramen susu vegetarian. Coba sendiri!

Makan ramen dicampur susu, jujur saya tidak bisa membayangkannya. Hingga sampailah di depan saya, satu mangkuk besar ramen yang kuahnya berwarna putih. Aduh, bikin enek enggak ya?

Ini pengalaman beberapa waktu silam, kala saya traveling ke Jepang. Sebenarnya, tak terlintas ingin merencanakan wisata kuliner di Negeri Sakura ini. Toh, aneka makanan khasnya seperti sushi, ramen atau takoyaki juga bisa ditemukan di Jakarta.

Pun begitu tiba di Shin-Yokohama Raumen Museum. Suatu museum ramen yang beralamat di 2-14-21 Shinyokohama, Kohoku-ku, Yokohama. Museumnya buka setiap hari, dengan tiket masuk sebesar 310 Yen (Rp 33 ribu) untuk orang dewasa dan 100 Yen (Rp 10 ribu) untuk anak-anak. 

Begitu masuk ke dalam museumnya, terpampanglah sejarah ramen yang panjang. Tahu tidak, kalau ternyata ramen itu aslinya bukan dari Jepang melainkan dari Tiongkok. Bangsa Tiongkok membawa ramen yang merupakan mie kuah dan dicampur berbagai kaldu ke Jepang di tahun 1859.


Tempat makan ramen di Shin-Yokohama Raumen Museum (Afif/detikTravel)

Di bagian bawah museum, semacam basement, mata saya baru terbelalak. Ada tempat makan ramen yang disulap bak suasana Jepang tempo dulu. Keren!

Di sinilah, berjejer rumah makan yang menawarkan ramen. Di Jepang sendiri, ada 9 jenis ramen yakni ramen khas Sapporo, Yamagata, Tokyo, Hakata, hingga ramen khas Kyushu. Baiklah, saya putuskan untuk mencoba ramen asli Jepang dan makannya langsung di Jepang.


Vending machine khusus untuk memesan ramen (Afif/detikTravel)

Bersama pemandu saya, Tatsuo Yoshino kami masuk ke salah satu rumah makan. Namun tunggu, pesannya ternyata di vending machine khusus yang berisikan aneka gambar ramen. Tatsuo langsung memesannya, dan tentu saja memesan ramen yang halal. Dia pun memilih ramen vegetarian dan saya mengiyakan.

Setelah mengantre 30 menit, akhirnya saya duduk juga di dalam rumah makannya. Tak sampai 5 menit setelahnya, satu mangkuk ramen besar dihidangkan di depan saya. Hmmm... Wanginya harum.

Sebelum mencoba, Tatsuo menegaskan kepada saya kalau ramen yang saya hendak santap ini halal. Semuanya sayuran, tidak pakai daging termasuk daging babi. Satu lagi, kuahnya terbuat dari campuran susu.


Ramen yang kuahnya dicampur susu (Afif/detikTravel)

Tunggu, tunggu. Saya mengrenyitkan dahi kebingungan. Bagaimana bisa, kuah ramen dicampur dengan susu? Bukannya bikin enek ya? Tatsuo hanya senyam-senyum mencoba saya memakannya langsung.

Dari aromanya sih, tidak ada wangi-wangi susu sama sekali. Hanya saja, kuahnya memang terlihat berwarna putih dan saya yakin inilah susu tersebut. Saya mau coba bertanya kepada pelayan, tapi sayang mereka semua sibuk melayani pesanan. Ah sudahlah, coba saja.

Slurrpp.. Oh my god, enak banget. Mienya begitu padat dan panjang. Kuah kaldunya begitu terasa, dengan sedikit rasa susu putih yang samar-samar. Semacam ada yang memisahkan dia antara rasa kaldu dan susunya, tapi itulah yang bikin enak.

Campuran sayurnya, berupa jamur kuping, tauge dan jamur yang bentuknya lebar dan padat seperti sedang melahap daging. Mulut saya tidak berhenti mengunyah. Enak, enak sekali.


Nyam... Enak sekali ramen susu ini (Afif/detikTravel)

Oh, maafkan saya yang sudah memandang sebelah mata dan berprasangka buruk. Sungguh rasa ramen susu ini begitu lezat. Terutama kuahnya, yang campuran kaldu dan susu. Saya seruput terus sampai habis!

Perut kenyang dan hati senang. Pengalaman makan ramen susu, jadi bagian dari pengalaman terbaik saya saat wisata kuliner di Jepang. Untuk harga ramen-ramennya di Shin-Yokohama Raumen Museum, dibanderol 900 Yen atau setara Rp 96 ribu sampai 1.540 yen atau setara Rp 165 ribu.

source: detik travel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar