Sabtu, 23 Januari 2016

4 Anggapan Salah Tentang Kuliah di Jepang



Nggak sedikit pelajar Indonesia batal kuliah di Jepang karena takut berhadapan dengan berbagai kendala di sana. Nggak bisa dimungkiri bahwa budaya kedua negara ini memang jauh berbeda. Masalahnya, gara-gara perbedaan ini malah muncul beberapaanggapan salah tentang kuliah di Jepang.
Hapus dari pikiran kamu bahwa kuliah di Jepang itu sulit. Membiasakan diri dengan budaya baru memang nggak bisa dihindari, tapi semua tantangan akan terbayar oleh pengalaman yang didapat.
“Sebenarnya kehidupan di Tokyo nggak jauh berbeda dengan di Jakarta. Yang paling beda itu transportasi, cuaca, dan harga. Untuk mengatasi perbedaan itu ya jalani saja,” ujar Caleb Merson Hasibuan, siswa Tokyo International University, Rabu (11/11).
Banyak pelajar enggan kuliah di Jepang karena khawatir dengan biaya mahal atau perbedaan bahasa. Padahal, keduanya bukan masalah.
Menurut Caleb, perbedaan tersebut justru melatihnya hidup lebih mandiri. Misalnya, ia harus menyesuaikan jadwal dengan jadwal bus yang tepat waktu dan belajar cermat mengeluarkan uang karena ongkos harian di sana mahal.
Berikut adalah paparan beberapa anggapan yang salah tentang kuliah di Jepang.

Menyesuaikan gaya hidup

Banyak mahasiswa Indonesia kesulitan menyesuaikan diri dengan kebiasaan hidup di Negeri Sakura. Pasalnya di sana semua begitu teratur, mulai dari naik kereta sampai membuang sampah memiliki tata cara masing-masing.
Sebenarnya kamu hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Lama-lama kamu akan terbiasa karena tinggal di Jepang nggaklah sulit.

Di samping warganya terkenal ramah dan santun, fasilitas umum di Jepang sudah tertata rapi. Jika kamu butuh bantuan, warga lokal tak akan sungkan untuk menolong.

Mahal!

Kenyataannya biaya pendidikan dan hidup di Jepang memang mahal. Satu hal yang nggak diketahui banyak orang adalah hal itu berbanding lurus dengan banyaknya kucuran beasiswa.
Seleksi beasiswa di Jepang hanya berdasarkan prestasi akademik. Ragamnya bermacam-macam, seperti beasiswa kampus, swasta, bantuan daerah, serta berupa potongan biaya studi.
Kamu dapat menerima beasiswa itu sepanjang masa kuliah, asal mampu mempertahankan nilai baik. Informasi seputar beasiswa pun terbuka dan tersebar di kampus-kampus.

Susah cari makanan halal

Hari ini sudah banyak restoran bersertifikat halal di Jepang dan bisa dicari lewat internet. Kedai makanan halal juga cenderung mudah ditemukan di sekitar universitas.
Solusi lainnya, pesan makanan berbahan dasar ikan dan produk laut lainnya saat di restoran. Selain itu, memasak sendiri juga bisa menjadi pilihan sekaligus membantu kamu berhemat.

Kendala bahasa

Mahasiswa asing memang disyaratkan lolos tes kemampuan bahasa Jepang (JLPT) level 1 atau 2 sebelum menempuh pendidikan di Negeri Matahari Terbit. Jangan takut, terdapat banyak sekolah bahasa tersebar di negeri itu.
Jika ingin lebih mudah, kamu bisa mencari universitas yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Program English Track (E-Track) dari Tokyo International University, misalnya.
source: Hai Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar