Senin, 01 Februari 2016

Tiga Hewan yang Dianggap Keramat di Kuil-kuil Jepang



Jepang adalah salah satu negara yang kaya akan sejarah dan budayanya, bahkan banyak budaya jepang yang terkenal di dunia seperti Samurai, Ninja, Sumo dan lainnya.

Mayoritas penduduk jepang beragama Shinto, dan hampir disetiap kotanya memiliki banyak kuil-kuil. Dalam kegiatan keagamaan di Jepang ada beberapa hewan yang dianggap keramat dan sangat penting.

Warga di sana sangat menghormati hewan-hewan ini karena tugasnya seperti penjaga keamanan atau pengantar pesan. Hewan-hewan ini tidak heran biasanya selalu ada hampir di seluruh kuil-kuil di Jepang baik itu nyata ataupun berupa patung-patung. Berikut ini tiga hewan yang dianggap keramat :

1. Komainu




Komainu adalah hewan seperti anjing tetapi dengan wajah seperti singa. Biasanya komainu bertugas untuk menjaga kuil Shinto dari serangan roh jahat. Biasanya komainu dapat ditemui di depan kuil ataupun di dalam kuil secara berpasangan. Namun jika ingin melihat komainu yang berbeda terletak di kuil Yaeyama.

2. Kitsune atau Rubah



Kitsune atau bahasa lainnya rubah terdapat di lebih dari 32.000 kuil Shinto yang diperuntukkan bagi dewa padi, teh, sake dan Inari atau lambang kesuburan dan agrikultur. Kitsune ini biasanya berfungsi untuk penjaga pengganti Komainu atau bisa juga sebagai pembawa pesan.

3. Merpati 



Merpati di Jepang berhubungan erat dengan Hachiman atau dewa perang dalam kepercayaan Shinto untuk menjaga orang Jepang. Merpati mudah sekali ditemui di lebih dari 25.000 kuil, dan merpati bertugas sebagai pengantar pesan.

source: kaskus

Sifat Orang Jepang Yang Patut di Tiru Warga Indonesia




Jepang terkenal dengan kemajuan dan ilmu teknologinya yang maju. Namun di balik semua itu, Jepang mempunyai tradisi turun temurun yang sekiranya pantas untuk ditiru (wajib ditiru). Di sini ada beberapa tradisi warga Jepang yang diwariskan kepada anak cucu mereka yang membuat mereka hebat dalam segala hal.


1. Kerja Keras



Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

2. Malu



Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat



Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas



Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi



Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah



Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini.

7. Budaya Baca



Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok



Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri



Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua



Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

source: kaskus

Lowongan Kerja di Jepang Bagi Lulusan SMA Meningkat 56,1 Persen

Lowongan Kerja di Jepang Bagi Lulusan SMA Meningkat 56,1 Persen

Tingkat lowongan kerja di Jepang bagi para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini meningkat 56,1% dibandingkan tahun lalu (2015).
Sementara tingkat pencari kerja dari lulusan SMA pun meningkat 1,83 kali dibandingkan tahun lalu.
"Kami memperkirakan peningkatan lowongan kerja serta peningkatan pencari kerja pula di tahun ini per Maret 2016," papar sumber berita di Biro Pusat Statistik Jepang Senin ini (1/2/2016).
Menurutnya, peningkatan jumlah penawaran kerja ini seiring tampaknya dengan perbaikan perekonomian Jepang saat ini sedikit demi sedikit sejak tahun lalu.
"Kesulitan pencari kerja kelihatan sekali pada sekitar tahun 2010. Namun dalam enam tahun terakhir ini kelihatan peningkatan kembali sedikit demi sedikit lowongan kerja di Jepang dan juga semakin meningkat pula para pencari kerja seiring dengan perbaikan perekonomian Jepang sedikit demi sedikit akhir-akhir ini. Tahun depan pun diharapkan akan terus meningkat baik," katanya lagi.
Dari jumlah penawaran kerja di Jepang paling banyak penawaran kerja ada di Tokyo. Menyusul di Osaka, Hiroshima, Kyoto, Aichi, Kagawa, Ishikawa dan Miyagi.
Yang paling rendah kesempatan kerja serta penawaran kerja ada di Okinawa, Kagoshima dan Aomori.
Source: Tribunnews

Area Istirahat Jepang Mulai Tawarkan Makanan Halal

Shin Tomei Expressway

Area beristirahat Okazaki di Shin Tomei Expressway mulai menjual makanan kotak halal. Dimulai bulan ini, langkah itu dilakukan demi mengakomodasi semakin banyaknya wisatawan Muslim.

Menggunakan produk yang ditanam petani lokal, makanan akan disiapkan sesuai dengan hukum Islam, sehingga wisawatan Muslim tak perlu khawatir tentang makanan saat berlibur.

Saat ini, memang ada beberapa restoran di Jepang yang menyajikan makanan yang dilarang bagi Muslim, termasuk daging babi dan minuman beralkohol.


"Banyak bus tur menggunakan jalan tol, tapi kami belum pernah mendengar ada area pelayanan yang menyediakannya (makanan halal)," kata seorang pejabat di Badan Pariwisata Jepang, seperti dilansir Japan Times, Selasa (2/2).

Makanan kotak atau biasa disebut bento, akan diproduksi dan dijual oleh perusahaan dari Toyotan Honpo Horp, Aichi Prefectur.

Area berisirahat memang menjadi lokasi utama wisatawan, karena terletak setengah jalan antara Kansai dan Kanto. Dari segi bisnis, area beristirahat memang membutuhkan pasokan makanan, bagi penumpang tur kelompok perjalanan jarak jauh.

Ada empat pilihan hidangan utama, termasuk ayam teriyaki dan gyu kakuni, degnan semua makanan dibuat menggunakan bahan yang telah disertifikasi halal.

Terletak di persimpangan dari Toyota-Hogashi dan Hamamatsu Inasa, Prefektur Shizuoka, akan menjadi area beristirahat dengan makanan halal terbesar di daerah Tokai.

Mulai beroperasi pada 13 Februari, bento halal ini akan dijual dengan harga sekitar dua ribu yen.

source: gaya hidup republika

Tips Berwisata Kuliner Nyaman di Jepang

Kedai di Tokyo, Jepang

Tingginya jumlah wisawatan asing yang mengunjungi Jepang, belakangan ini membuat turis-turis asing sulit menemui kedai kecil untuk menikmati sajian khas Jepang. Gelombang wisatawan asing itu tampaknya akan terus bertambah apalagi akan dilangsungkannya Olimpiade di Jepang pada 2020 mendatang. 
Kini, banyak kedai di Jepang yang memberlakukan sistem member bagi mereka yang akan menikmati sajian di kedai atau restoran mereka. Dengan sistem ini, orang-orang yang makan menjadi terbatas. 
Salah satu pemilik kedai di Jepang, Masaaki Narutomi mengatakan alasan pemberlakuan aturan tersebut dan menolak turis asing karena beberapa turis tidak mengerti mengenai budaya soba yang merupakan salah satu makanan cepat saji di Jepang.
Menurutnya, beberapa pelanggan terlalu lama makan dan duduk setelah makan, sementara pelanggan lain dibiarkan berdiri di luar. Narutomi mengatakan, kedainya yang berada di pinggiran distrik Ginza Tokya hanya memiliki beberapa kursi yang disiapkan untuk pelanggan tetap. 
Maka agar wisata kuliner Anda tak terganggu, berikut beberapa tips untuk bisa makan di Jepang dengan nikmat seperti dilansir Japan Times.
Pertama-tama, jika sebuah kedai/restoran tidak menerima Anda atau Anda tidak mungkin masuk ke dalamnya, carilah tempat lain. Sebab beberapa restoran tidak menerima reservasi. Kecuali jika Anda menemukan restoran yang ramah yang mengizinkan Anda masuk tanpa perlu reservasi terlebih dahulu.
Jika Anda turis asing, tentu yang pertama dicari adalah restoran dan hotel dari agen perjalanan. Direktur layanan di Mandarin Oriental Tokyo, Masumi Tajima menyarankan  untuk menghubungi agen perjalanan lebih dari satu bulan sebelum mengunjungi Jepang. Anda juga bisa menanyakan mengenai lokasi-lokasi wisata kuliner yang direkomendasikan.
Jika anggaran Anda tidak mencukupi, Anda bisa mencari restoran yng sesuai secara online. Narisawa, yang merupakan salah satu restoran besar di Asia, menerima pemesanan melalui situs resmi mereka. Beberapa hotel yang memiliki restoran besar juga menerima pemesanan online, seperti Park Hyatt Tokyo dan Mandarin Oriental.
Mencari restoran dalam situs berbahasa Inggris akan lebih memudahkan, seperti pada situs Tabelog dan Gurunavi. Michelin Jepang dengan panduan berbahasa Inggris juga bisa diakses online.
Jika telah melakukan reservasi, Anda harus tepat waktu. Banyak kedai sushi yang mulai memberikan pelayanan setelah semua tamu yang reservasi mendapatkan tempat duduk. Jangan berpakaian berlebihan dan memakai parfum dengan wangi menyengat. Jika Anda ingin mengambil gambar makanan, tanyakan dulu kepada pelayan apakah hal itu diperbolehkan. Sejumlah kedai melarang pelanggan mengambil gambar makanannya melalui kamera ponsel.
Pelajari beberapa kata bahasa Jepang seperti osusume untuk menanyakan rekomendasi makanan dan omakase untuk memberikan keputusan kepada koki. Katakan oishii (lezat) untuk mengapresiasi makanan.
Jangan berambisi untuk melakukan banyak reservasi. Pembatalan reservasi bisa dikenakan biaya yang sangat besar, terlebih jika dilakukan 24-48 jam setelah pemesanan. 

source: gaya hidup republika

Beberapa Situs Jepang Dihajar Hacker Tidak Dikenal

Beberapa Situs Jepang Dihajar Hacker Tidak Dikenal
Situs Kementerian Keuangan Jepang yang dihajar hacker sejak kemarin malam bersama situs lainnya 

Beberapa situs pemerintah Jepang dihajar hacker sejak kemarin malam sekitar jam 22:30 waktu Jepang hingga siang ini.
"Kami sedang diserang hacker dari luar Jepang dan memposting pesannya lewat twitter," ujarnya
Beberapa situs pemerintah Jepang seperti situs kementerian keuangan, situs kementerian tenaga kerja dan kesehatan, situs FSA (Financial Services Agency) serta situs parlemen majelis rendah Jepang terkena serangan hacker sejak kemarin malam sekitar jam 22:30 waktu Jepang.
Berbagai situs tersebut menjadi sulit dibuka hingga Senin siang ini.
Di twitter pesan para hacker tersebut menuliskan "We will fight Japan" dan diperkirakan serangan ini akan masih berlangsung ke berbagai situs lain pemerintah Jepang, ungkap sumber itu lagi.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan terutama tim khusus IT kepolisian Jepang dengan segala kemampuannya mendeteksi jalur IP dan meneliti isi dari server pemerintah Jepang, khususnya mengenai keamanan situs tersebut ditinjau kembali, agar dijauhkan dari berbagai program aneh yang mungkin saja disusupkan si hacker.
source: Tribunnews

Minggu, 31 Januari 2016

10 Tips Untuk Mendapatkan Wanita Jepang



Ketika tingkat pernikahan di Jepang semakin menurun, nampaknya semakin banyak wanita Jepang yang mencoba untuk berkencan dengan pria asing.
Kanae Hara dari majalah Gow mengatakan jika tahun ini ada dua temannya yang menikah dengan orang asing dan kemudian pindah ke negera asal pasangannya dan menurut mereka orang asing jauh lebih perhatian dan membuat mereka merasa sebagai wanita yang paling beruntung di dunia.
Jadi, bagaimana cara para pria asing untuk mendapatkan Japanese girls? Kanae Hara  memberikan 10 langkah atau cara yang bisa dilakukan oleh para pria asing yang ingin mengencani atau bahkan menikahi para wanita Jepang berdasarkan cerita dari para wanita Jepang yang ia wawancarai
1. Lamaran yang serius
Lamarannya sangat mengagumkan! Dia berlutut kemudian menatap mataku lalu mengucapkan “maukah kau menikah denganku?” setelah itu ia memakaikan sebuah cincin di jariku. (Kisah: Wanita Jepang 31 tahun, Pria Inggris 34 tahun)
2. Pesan yang menyanjung (gombal)
Ia selalu mengirimkan pesan yang dimulai dengan “Untuk wanita tercantik di dunia.” Saya rasa yang bisa menggunakan kalimat seperti itu secara alami hanya orang asing. (Kisah: Wanita Jepang 26 tahun, Pria Spanyol 29 tahun)
3. Mengirimkan bunga
Mengirimkan karangan bunga ke apartemen atau tempat saya bekerja setelah kita  bertengkar. Ini mungkin memalukan tapi sangatlah manis. (Kisah: Wanita Jepang 29 tahun, Pria Inggris 27 tahun)
4. Membuat pagi seperti di film
Pada hari libur ia membuatkan saya sarapan kemudian membangunkanku dan berkata “cepat bangun, saya ingin melihat diri saya dimatamu yang indah.” Ini seperti adegan di dalam film. Saya tidak bernah berfikir akan mengalaminya. (Kisah: Wanita Jepang 33 tahun, Pria Prancis 37 tahun)
5. Memberikan bunga disetiap momen pertama
Di makan malam pertama kami, momen pertama kami bergandengan tangan, ia selalu memberikan bunga disetiap momen pertama yang kami alami bersama. (Kisah: Wanita Jepang 30 tahun, Pria Yunani 28 tahun)
6. Meninggalkan cintanya diatas surat
Karena ia selalu harus pergi di pagi hari untuk bekerja, ia selalu memberikan surat dengan pesan pendek diatas kasur. Saya merasakan ia meninggalkan cintanya untuk ku disetiap surat itu. (Kisah: Wanita Jepang 28 tahun, Pria China 26 tahun)
7. Mengucapkan “Aku Cinta Kamu” di telpon
Selalu mengucapkan “Aku Cinta Kamu” saat mengangkan telpon dariku. Itu sesuatu yang belum berani aku lakukan. (Kisah: Wanita Jepang 29 tahun, Pria Amerika 26 tahun)
8. Gigitan pertama dan terakhir
Ia sangat baik dan membuat saya tergila-gila dengannya. Ia selalu memberikan gigitan pertama dan terakhir kepadaku untuk semua makanan yang kita makan bersama. (Kisah: Wanita Jepang 32 tahun, Pria Korea 27 tahun)
9. Makan, tidur, bernapas, ciuman
Ia mencium saya lebih dari 10 kali setiap hari saat membisikan kata-kata cinta. (Kisah: Wanita Jepang 36 tahun, Pria Italia 32 tahun)
10. Panggilan sayang
Ada banyak kata yang bisa menggambarkan perasaan cinta. Ia selalu memanggil saya dengan “cinta” atau “harta berharga saya” kepadaku. (Kisah: Wanita Jepang 34 tahun, Pria Prancis 38 tahun)
Sebaliknya, pria Jepang dikenal karena sangat pemalu dan tidak kompeten dalam mengekspresikan perasaan mereka kepada wanita. Oleh karena itu banyak wanita Jepang takut bahwa berkencan dengan pria Jepang akan membawa mereka hidup monoton, tanpa lamaran yang romantis (beberapa orang Jepang melakukan lamaran dengan kata-kata “Apakah kamu akan membuatkan miso  disisa hidup saya?” dan pria Jepang juga tidak pernah mengatakan “Aku cinta kamu”.
Berdasarkan tips-tips diatas, rasanya masih bisa dilakukan oleh para pria Indonesia. Jika anda mempunyai mimpi untuk menikah dengan orang asing terutama Jepang, tidak ada salahnya untuk melakukan 10 langkah tersebut ðŸ˜‰
Source: Gow Magazine & Japan Today